Beropini - Toxic Masculinity
Sejak kecil, banyak dari kita—terutama laki-laki—telah dijejali dengan berbagai perintah yang bersifat membentuk. “Jangan menangis, kamu laki-laki!”, “Laki-laki harus kuat!”, “Cowok kok cengeng?”, dan segudang narasi lainnya yang secara sadar maupun tidak, telah menyusun rangkaian batasan atas bagaimana seorang laki-laki seharusnya merasa, bersikap, dan berperilaku. Konsep ini sering disebut sebagai toxic masculinity —suatu bentuk maskulinitas yang tidak sehat, yang ditopang oleh nilai-nilai patriarkal yang telah mengakar lama di dalam budaya. Toxic masculinity tidak hanya merugikan perempuan dan kelompok rentan, tetapi juga laki-laki itu sendiri. Ia memaksa laki-laki untuk menekan emosi, membangun citra kuat yang rapuh, dan menjauh dari ekspresi kasih sayang, kerentanan, atau kelembutan. Tulisan ini adalah sebuah perenungan pribadi sekaligus ajakan kolektif untuk membongkar dan melampaui batas-batas sempit maskulinitas yang ditentukan masyarakat. Ini bukan tentang menolak menjadi la...