YOLO, YOPO, FOMO
Hidup di zaman sekarang adalah hidup dalam sorotan. Sorotan orang lain, sorotan media sosial, bahkan sorotan ekspektasi kita sendiri yang terus membesar. Di antara hiruk pikuk itu, tiga istilah sering muncul dan membentuk pola pikir generasi hari ini: YOLO (You Only Live Once), YOPO (You Only Post Once), dan FOMO (Fear of Missing Out). Ketiganya bukan hanya sekadar tren bahasa, tapi mencerminkan cara kita memaknai eksistensi, memilih keputusan, dan mencari tempat dalam kehidupan sosial. Saya menulis ini sebagai bentuk refleksi dari pergulatan pribadi—seorang anak muda, dosen pemula, dan manusia biasa yang kadang terlalu keras pada dirinya sendiri karena merasa harus “ikut berlari”. “You only live once.” Kalimat ini dulunya adalah penyemangat. Ia mengajak kita untuk berani mencoba, melawan ketakutan, dan keluar dari zona nyaman. Namun lama-kelamaan, YOLO berubah menjadi tekanan. Seolah-olah jika saya tidak melakukan banyak hal besar—pergi ke luar negeri, sekolah S3 cepat, beli rumah ...