How Seniority Kills Professionalism in the Workplace


Beberapa minggu terakhir ini, ogut banyak diskusi dengan teman-teman dekat yang sudah ogut anggap sodara, dan fun fact kami sering sekali membahas soal toxic di tempat kerja. Salah satu yang sering jadi pembicaraan adalah budaya kekeluargaan yang diterapkan di beberapa kantor. Meskipun terdengar hangat dan menyenangkan, menurut ogut, budaya kekeluargaan ini justru bisa jadi sumber masalah besar di tempat kerja, terutama jika sudah bercampur dengan isu senioritas yang berlebihan.

Di banyak tempat kerja, ada yang bilang kalau harus ada suasana yang kayak keluarga gitu, biar feel-nya lebih hangat dan akrab. Tapi, menurut ogut, konsep ini kalau diterapin secara berlebihan malah bisa jadi masalah besar. Itu semua justru jadi penghalang buat menciptakan profesionalisme yang sehat. Kenapa? Karena banyak hal jadi dikendalikan oleh senioritas, yang akhirnya bikin yang junior terhambat. Dan ini, menurut ogut, bakal lebih berdampak buruk buat kemajuan perusahaan/instansi.

Jadi gini, budaya yang berusaha menggabungkan hubungan kekeluargaan dengan profesionalisme sering kali gak berjalan dengan baik. Semakin lama berada di perusahaan, semakin banyak hak istimewa yang didapat, apalagi kalau posisi senior itu malah disalahgunakan. Ogut sendiri ngerasain banget, kalau seringkali orang yang lebih senior itu malah ngelakuin hal-hal yang gak seharusnya terjadi, karena mereka merasa di atas angin hanya karena senioritas. Yang lebih muda, yang kadang punya ide-ide brilian, malah dianggap sepele, atau lebih parahnya, dianggap gak ngerti cuma karena mereka masih baru. Padahal, yang junior belum tentu kalah keren sama yang udah lama.

Masalahnya lagi, di budaya kekeluargaan kayak gini, orang gak gampang buat ngasih kritik ke mereka yang senior. Rasanya itu bakal ngerusak suasana, kayak disangka gak sopan atau gak bisa menghormati senior. Padahal kritik itu penting banget buat growth-nya perusahaan dan juga buat kinerja setiap individu. Kalau semua hal baik cuma dipuji dan gak ada yang bisa dikritik, yang terjadi malah stagnasi. Apalagi kalau senior merasa aman dan gak perlu berubah, karena mereka pikir posisi mereka udah kebal dari segala kritik. Itu yang bikin suasana kantor jadi gak sehat dan akhirnya bikin perusahaan gak berkembang sesuai harapan.

Senioritas yang seharusnya dilihat sebagai tanda penghargaan terhadap pengalaman, malah jadi alasan buat tetap bertahan dalam zona nyaman. Ogut ngerasa, itu yang bikin perusahaan kehilangan banyak kesempatan. Misalnya aja, mereka yang lebih junior bisa punya solusi baru buat masalah yang lebih kompleks, tapi karena masih belum punya suara di perusahaan, semuanya jadi tertahan. Inovasi cuma jadi omongan yang gak pernah bisa dijalankan. Kalau yang lebih senior terlalu dominan, yang junior jadi kesulitan buat berkembang.

Akhirnya, hal-hal kayak gini malah ngancurin profesionalisme di tempat kerja. Gak ada bedanya lagi antara profesional dan personal. Padahal, kalau mau perusahaan maju, yang dilihat harusnya adalah kemampuan dan hasil kerja, bukan siapa yang lebih senior atau lebih lama di sana. Kalau masih terlalu banyak mempertahankan senioritas yang berlebihan, ya siapa yang muda dan penuh potensi malah dianggap gak layak buat dipromosikan, padahal bisa aja mereka jauh lebih siap atau punya ide segar.

Untuk menghindari hal-hal toxic kayak gini, yang harusnya dilakukan adalah mengutamakan kinerja dan penghargaan yang didapat berdasarkan apa yang udah kita kontribusikan, bukan karena senioritas semata. Jangan takut buat ngasih kritik, karena itu penting banget buat perbaikan. Terbukalah untuk mendengarkan semua orang, baik yang junior ataupun senior, kalau perusahaan mau berkembang dengan cara yang sehat. Senioritas itu sebenernya jadi contoh yang harusnya positif, bukan justru jadi alat untuk mempertahankan posisi dan menyingkirkan yang muda.

Akhirnya, gak ada yang lebih penting selain profesionalisme yang dibangun dengan dasar kerja sama yang baik, di mana setiap individu dihargai berdasarkan kualitas dan kontribusinya. Jadi ya, kalau mau suasana kerja yang benar-benar sehat, seharusnya kita mulai mikir buat ngilangin budaya kekeluargaan yang toxic yang malah bikin perusahaan stagnan dan gak berkembang.

Komentar

Postingan Populer